Menkes Tegaskan Uji Klinis Vaksin TBC Bukan Jadikan Warga Indonesia Kelinci Percobaan

时间:2025-05-18 06:30:19来源:quickq官网ios 作者:焦点

JAKARTA,quickq下载加速器官方版 DISWAY.ID --Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa uji klinis vaksin tuberkulosis (TBC) yang dilakukan di Indonesia bukan menjadikan masyarakat sebagai kelinci percobaan.


"Ini bukan seperti kelinci percobaan. (Isu) seperti itu adalah pengaruh yang mau disebarluaskan supaya orang tidak mau vaksin," kata Budi pada Peluncuran Nasional Gerakan Bersama Penguatan Desa dan Kelurahan Siaga TBC di Kantor Lurah Rambutan, Jakarta Timur pada Jumat, 9 Mei 2025.


Menkes Tegaskan Uji Klinis Vaksin TBC Bukan Jadikan Warga Indonesia Kelinci Percobaan

Menkes Tegaskan Uji Klinis Vaksin TBC Bukan Jadikan Warga Indonesia Kelinci Percobaan

Sebaliknya, narasi negatif terhadap vaksin TBC justru menjadi pemicu semakin banyaknya korban berjatuhan akibat penyakit berbahaya termasuk TBC.


Menkes Tegaskan Uji Klinis Vaksin TBC Bukan Jadikan Warga Indonesia Kelinci Percobaan

BACA JUGA:Cek Cara Lapor Diri PPG Daljab Guru Tertentu 2025 Lengkap Dokumen yang Diunggah, Peserta Wajib Tahu!

Menkes Tegaskan Uji Klinis Vaksin TBC Bukan Jadikan Warga Indonesia Kelinci Percobaan

BACA JUGA:Jadwal dan Syarat Seleksi Jalur Prestasi dan PPKB UI 2025, Camaba Wajib Tahu!

"Menurut saya sudah terbukti. Covid-19 saja turun (kasus setelah) divaksinasi. Kan, dulu juga banyak yang bilang ke teman-teman, Covid-19 jangan divaksinasi, ada chip-nya, ada ini, ada apa, bioweapon. Justru orang-orang itu yang sangat jahat," ungkapnya.


Mengingat, Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia dengan jumlah penderita TBC terbanyak.


"Di Indonesia, diestimasi ada 1 juta orang baru terkena TBC setiap tahun dan 125 ribu meninggal (tiap tahun). Jadi kalau di Indonesia, setiap 4 menit 1 (orang meninggal)," unggkapnya.


Ia juga meyakinkan bahwa uji klinis tahap terakhir ini bukan mengetes terkait keamanan, tetapi efektivitas vaksin itu sendiri.


Dijelaskannya pada tiap tahapan tersebut, "clinical trial 1 (menguji) aman atau tidak. Clinical trial 2 (menguji) bisa di manusia, aman atau tidak. (Clinical trial 3), dia afektivitasnya kalau dikasih yang sembuh berapa persen."

BACA JUGA:Pengamat Soal Gelombang PHK Masif: Sinyal Bahaya Ekonomi Indonesia

BACA JUGA:Sambut Baik Rencana Pemerintah Tulis Ulang Sejarah Indonesia, MPR RI: Bisa Berikan Edukasi Masyarakat

"Sekarang di clinical trial 3 itu mengecek efektivitasnya dari 100 yang diobati, yang sembuh atau tidak tertuluar berapa, 60 persen atau 70 persen atau 80 persen.

Jadi ini secara saintifik, ini vaksinnya sudah terbukti aman," tuturnya.
Ia memastikan bahwa pengembangan vaksin ini dilakukan oleh para ahli, termasuk yang terlibat adalah peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dan Universitas Padjadjaran.


  • 1
  • 2
  • »

相关内容
推荐内容